Implementasi Alat Pengering Gerabah Berbasis Mikrokontroler untuk Meningkatkan Produksi Pengrajin Gerabah Tanah Liat
DOI:
https://doi.org/10.70103/komet.v2i2.64Keywords:
Gerabah tradisional, Proses pengeringan, Mikrokontroler, Efisiensi produksi, Inovasi teknologiAbstract
Pembuatan gerabah tradisional di Bali terdiri dari beberapa tahap, seperti memilih tanah liat, membentuk, mengeringkan, dan membakar. Dari semua tahapan tersebut, pengeringan sangat penting karena berpengaruh besar terhadap kualitas dan ketahanan gerabah. Sayangnya, proses ini masih sangat bergantung pada cuaca. Saat musim hujan atau cuaca mendung, pengeringan menjadi lambat dan sering membuat gerabah retak atau pecah sebelum dibakar. Untuk mengatasi masalah ini, tim pengabdi melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan membuat alat pengering gerabah yang menggunakan mikrokontroler. Alat ini dapat mengatur suhu dan aliran udara secara otomatis, sehingga pengeringan menjadi lebih cepat, merata, dan tidak tergantung pada sinar matahari. Dari hasil implementasi pada mitra, alat ini mampu mengeringkan 12 buah gerabah basah hanya dalam waktu 8 jam. Selain itu, alat ini juga hemat listrik, yaitu hanya menggunakan 2,22 kWh atau sekitar Rp 3.206,23 per penggunaan. Dengan adanya alat ini, proses produksi menjadi lebih efisien dan kualitas gerabah tetap terjaga. Pengrajin juga lebih mudah memenuhi pesanan, terutama saat cuaca tidak mendukung. Inovasi ini sangat membantu pengrajin dalam menjaga kelangsungan usahanya dan meningkatkan hasil produksi gerabah tradisional.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 I Gede Adnyana, I Wayan Sudiarsa, I Gede Andika, I Kadek Dwi Gandika Supartha, Kadek Suryati, I Putu Yoga Socatama

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.







